Selasa, 11 Agustus 2020

BAHAN AJAR AL-QUR'AN HADIS KELAS VII SEMESTER 1


BAHAN AJAR AL-QUR'AN HADIS KELAS VII SEMESTER 1


Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an berasal dari bahasa arab قرا- ىقرا- قراءن- وقرانا yang berarti bacaan. Sebagaian ulama’ menyebutkan bahwa kata alqur’an adalah masdar yang di artikan dengan isim maf’ul, yakni maqru’ artinya sesuatu yang dibaca. Maksudnya, Al-Qur’an itu adalah bacaan yang di baca. Secara istilah, Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril dan membaca adalah ibadah.

Al-Qur’an adalah sumber hukum islam yang pertama. Sebagai sumber hokum yang pertama dan pedoman hiduo manusia, Al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan dan kelebihan dibanding kitab-kitab suci lainnya, diantaranya:

Al-Qur’an memuat kalam-kalam Allah yang menjadi peoman hidup manusia sepanjang masa.

Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan sehingga seluruh fenomena yang terjadi di alam semesta tidak akan pernah berlawanan dengan apa yang Allah swt, ciptakan.

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt dengan suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sulit bagi siapa pun untuk memahaminya dan tidak sulit pula mengamalkannya, jika disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.

Nama-Nama Al-Qur’an

Di dalam al-Qur’an terdapat banyak nama-nama al-Qur’an. Dibalik nama itu kita akan memahami fungsi al-Qur’an.

Al-Qur’an

Nama yang paling _aka da adalah al-Qur’an itu sendiri, Allah menyebutkannya 58 kali. Penyebutan berulang-ulang itu menjadi peringatan bagi kita agar Al-Qur’an selain bacaan juga merupakan petunjuk dalam hidup.

Al-Kitab

Artinya, wahyu yang tertulis. Menurut Syaikh Abdullah ad Diros, penamaan dengan al-Kitab menunjukkan bahwa al-Qur’an tertulis dalam mushaf dan hendaknya melekat di dalam hati. Rasulullah bersabda: “Orang yang di dalam hatinya tidak ada sedikitpun al-Qur’an, bagaikan rumah yang rusak” (al-Hadist).

Al-Huda

Artinya, Sebagai petunjuk (al-Huda) merupakan fungsi utama dari diturunkannya al-Qur’an. Kita tidak dapat menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk jika kita tidak membaca dan memahaminya, serta mengamalkannya dengan baik.

Rahmah

Berarti rahmat, terutama bagi orang-orang yang beriman.

Nur

Berarti cahaya penerang. Konsekuensi dari pemahaman ini adalah dengan menjadikan al-Qur’an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup kita. Kita melihat tuntunan al-Qur’an, kemudian melangkah dengan tuntunan itu.

Ruh

Berarti ruh sebagai penggerak. Ruh menggerakkan jasad manusia. Dengan nama ini Allah SWT ingin agar al-Qur’an dapat menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama perannya untuk memberikan peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Ilah selain Allah

Syifa’

Berarti obat. Al-Qur’an merupakan obat penyakit hati dari kebodohan, musyrik, kekafiran dan munafik.

Al-Haq

Berarti kebenaran.

Bayan

Berarti penjelasan atau penerangan.

Mauizhoh

Berarti pelajaran dan nasehat.

Dzikr

Berarti yang mengingatkan.

Naba’

Berarti berita. Di dalam al-Qur’an memuat berita-berita umat terdahulu dan umat yang akan _aka d.

Fungsi Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir yang diturunkan Allah memiliki fungsi, sebagai berikut.

pedoman hidup manusia

Kehidupan manusia penuh dengan sebagai persoalan, dari persoalan yang paling ringan sampai yang paling berat. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia. Al-Qur’an merupakan pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Pada zaman Rasulullah saw. Semua persoalan dapat di selesaikan langsung. Jika ada persoalan, maka Allah memberi petunjuk melalui wahyu. Setelah Rasulullah tiada, manusia perlu pedoman agar kehidupan terarah. Wahyu-wahyu Allah yang di himpun dalam sebuah kitab yang bernama Al-Qur’an tersebut menjadi pedoman yang lengkap bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan Allah swt, _aka d manusia, dadengan alam lingkungannya. Di dalam Al-Qur’an, terdapat penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Firman Allah dalam Surah Al-Jasiyah ayat 20:

هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Artinya: “(Al-Qur’an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini” (Q.S Al-Jasiyah 20)

Sebagai pembenar kitab-kitab terdahulu

Salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur’an selain mengoreksi kitab-kitab terdahulu dari tangan-tangan orang yang merubahnya, juga sebagai pembenar bahwa kitab-kitab terdahulu juga berasal dari Allah swt. Allah swt Berfirman dalam surat Ali ‘Imran ayat 3:

Artinya: “dia menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil”.(Q.S Ali ‘Imran 3).

Sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan

Al-Qur’an membawa berita gembira dan peringatan bagi orang-orang yang mengingkarinya. Di samping itu, Al’Qur’an menjelaskan kriteria-kriteria golongan yang memperoleh berita gembira dan yang mendapatkan ancaman dan peringatan. Allah swt berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 188:.

Artinya : Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”.

Sebagai sumber pokok ajaran islam

Al-Qur’an merupakan sumber pokok ajaran islam yang pertama. Di dalamnya terdapat keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh manusia untuk mengolah alam semesta ini. Bahkan, sumber pokok tersebut tidak hanya mengantarkan manusia untuk bahagia di dunia tapi juga bahagia di akhirat.

Allah berfirman dalam Surah Yunus ayat 37 :

Artinya : “Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.”

Pengertian Hadits

Hadits adalah segala perkataan, perbuatan, ketetapan dan persetujuan (takrir) dari Nabi Muhammad saw, yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama islam. Secara bahasa hadits berasal dari kata “hadasa” yang berarti baru. Hadits juga berarti “khabar” artinya berita. Istilah lain yang identik dengan hadits adalah sunnah, namun beberapa ulama’ membedakan pengertian keduanya.

Pengertian sunnah inilah yang identik dengan hadits. Meskipun beberapa ulama’ membedakan bahwa hadits adalah segala sesuatu yang dinukil dari Rosulullah saw, sedangkan sunnah adalah amalan-amalan yang dilakukan Rosulullah saw dan para sahabatnya yaitu kehidupan yang hidup dimasa beliau.

Hadits sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Setiap ummat islam wajib mengakui dan mengikuti petunjuk yang ada dalam hadits. Mengikuti hadits Rasulullah saw berarti menaati Allah dan rosul-Nya. Firman Allah swt :

Artinya: “….apa yang di berikan rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Q.S Al-Hasyr 7)

Ayat tersebut memberi petunjuk secara umun yakni semua perintah dan larangan yang berasal dari Nabi Muhammad saw. Wajib di patuhi oleh orang-orang yang beriman. Dengan demikian ayat ini mempertegas posisi hadits sebagai sumber ajaran islam. Oleh karena itu kewajiban patuh kepada Rasulullah saw, merupakan penerapan keimanan seseorang. Firman Allah swt :

Artinya: “Barang siapa yang mengikuti Rasul maka sesungguhnya ia telah menaati Allah…..”. (Q.S An-Nisa’ 80)

Taat kepada Allah swt dan Rasulullah saw akan selalu mendapat petunjuk dari Allah swt. Rasulullah saw bersabda :

قل رسول ا لله صلي عليه وسلم : تركت فيكم ا مرين لن تضلوا ابداماان تمسكتم بهما كتا ب ا لله وسنة رسوله (رواه مسلم)

Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian selalu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnah rosul-Nya.” (H.R. Muslim)

Fungsi Hadits

Hadits memiliki beberapa fungsi, seperti :

  • menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an, hujjah yaitu argumentasi yang bersifat naqliyah, setelah Al-Qur’an, bayan yakini menjelaskan kandungan Al-Qur’an yang masih bersifat global atau blum terperinci, dan manhaj, yaitu pedoman amaliyah bagi kaum muslimin.
  • Fungsi hadits Nabi Muhammad saw sebagai bayan adalah untuk menjelaskan isi kandungan Al-Qur’an. Dalam kedudukannya sebagai bayan (penjelas) Al-Qur’an, hadits memiliki fungsi sebagai berikut:
  • Menguatkan dan menjelaskan hukum-hukum yang tersebut dalam Al-Qur’an yang di kenal dengan istilah fungsi ta’kid, yaitu memperkuat sesuatu yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an.
  • Memberikan penjelasan (bayan) terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an dalam hal :
  • Menjelaskan arti yang masih _ocial_tau ijmal seperti kata salat, karena dapat saja salat itu berarti do’a sebagaimana dipakai secara umum pada waktu itu. Kemudian Nabi saw, melakukan serangkaian perbuatan yang terdiri dari ucapan dan perbuatan dalam rangka menjelaskan apa yang dimaksud salat pada ayat tersebut.
  • Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara garis besar misalnya, menentukan waktu-waktu salat yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
  • Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara umum, misalnya hak kewarisan anak laki-laki dan anak perempuan.
  • Menetapkan sesuatu hukum dalam hadits yang secara jelas tidak ada dalam Al-Qur’an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar